Bahas Bahas Film #03 - Ernest et Célestine

By | Leave a Comment

Tahun: 2012
Bahasa: Prancis
Genre: Drama
Rating: Bimbingan Orang tua
Durasi: 1 Jam 20 Menit

Sutradara: Stéphane Aubier, Vincent Patar, Benjamin Renner
Penulis: Gabrielle Vincent (Buku), Daniel Pennac (Screenplay)

Apa yang terjadi ketika dua insan yang bertolak belakang berjalan beriringan?

Dengan latar belakang dari kedua belah dunia yang saling memiliki prasangka, film Ernest et Célestine bercerita tentang persahabatan dua makhluk yang berbeda. Satunya adalah seekor beruang dari 'Dunia Atas' dan satunya lagi adalah seekor tikus dari 'Dunia Bawah'.


Célestine adalah seekor tikus dari sebuah panti asuhan dimana penjaga panti mereka selalu bercerita tentang beruang jahat dari 'Dunia Atas', Célestine termasuk satu-satunya anak yang tidak percaya akan hal itu, ia percaya bahwa beruang dan tikus pun bisa bersahabat.


Di lain sisi, Ernest adalah seekor musisi beruang yang miskin, dengan mengandalkan alat musik dia berupaya untuk mengais rezeki untuk mengisi perutnya yang kelaparan tapi ternyata perlakuan dunia kurang ramah padanya, tidak ada satu pun yang memberi dan alat musiknya pun disita oleh polisi.


Ernest masih harus mencari-cari apa yang bisa dimakan. Lalu, siapa sangka pertemuannya dengan Célestine yang terjebak di tempat sampah mulai mengubah dunia mereka berdua. Bagaimana dengan kelanjutan kisahnya?

See it for yourself ;)

*** Pembahasan ***

Skor: 8.0

Film ini terlihat sederhana tapi ketika kita coba untuk renungkan ternyata sangat dalam maknanya.Secara tidak langsung film ini menggambarkan tentang fenomena sosial yang terkandung di dalamnya:


1. Gambaran anak yang dituntut agar menjadi sosok seperti orang tua / komunitas inginkan menjadi. Hal ini dapat dijelaskan dari sosok anak beruang yang dituntut orang tuanya supaya bisa mewariskan usaha mereka kelak, ketika anak-anak beruang lain boleh makan makanan manis, sang anak beruang dilarang dikarenakan harus menjaga kesehatan giginya agar bisa mewariskan usaha ayahnya yang menjual kue dan ibunya yang menjual gigi dan Célestine yang dituntut menjadi dokter gigi, lalu Ernest yang semenjak kecil dituntut menjadi Jaksa padahal dia lebih suka hal yang berhubungan dengan seni, bermain musik dan bercerita.

2. Cerminan akan tingkah laku orang-orang tentang realitas kehidupan terutama dalam situasi lingkungan pekerjaan, beberapa memang ada yang demikian tapi tidak semuanya.


Aku suka akan dinamika karakter yang ada dalam film ini. Seperti sosok Ernest yang awalnya cuek, egois dan tidak pedulian mulai belajar untuk berbagi setelah ia bertemu dengan Célestine. Kehadiran Célestine dalam kehidupan Ernest membukakan pandangan pada kita bahwa di balik sosok luar seseorang belum tentu sama seperti yang ada di dalam dirinya.

Ernest adalah salah satu contohnya, di balik sosoknya yang keras ternyata dia seekor beruang yang lembut dan penyayang ketika kita mengenal dirinya lebih dekat. Berada pada situasi yang sama, bahkan individu yang berbeda pun bisa belajar untuk memahami satu sama lain.

Film ini merupakan suatu contoh gambaran yang indah bila kita mengenal pribadi seseorang itu secara langsung dan bukan sekedar dari katanya. Karena belum tentu apa yang orang katakan itu sesuai dengan kenyataannya, bukan? Begitu pula ketika kita dihadapkan dengan stereotype yang ada, belum tentu semuanya seperti itu. Dan film ini juga mengajak agar kita menjadi diri kita sendiri.

Selain itu gambarnya pun apik, seperti melihat gambaran buku cerita. Oh, ya film ini memang diadaptasikan dari buku cerita. Aku juga suka dengan lagu dan sisipan musik disana terutama ketika Ernest sedang bermain piano, sayang permainan yang halus itu ada di soundtrack-nya.

Ah, ya alasan mengapa film ini diberi rating Bimbingan Orang tua, itu karena ada adegan tertentu yang memang tidak pantas ditiru. Jadi beberapa adegan yang ada di film ini memang tidak dibenarkan.
Newer Post Older Post Home

0 comments: